BAB 4. HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1
Hasil
Pengamatan
No
|
Perlakuan Cahaya
|
Jumlah Gelembung
|
|
2 Menit Pertama
|
2 Menit Kedua
|
||
1.
|
Polikromatik
|
276
|
216
|
2.
|
Merah
|
161
|
79
|
3.
|
Biru
|
3
|
1
|
4.
|
Hijau
|
4
|
5
|
5.
|
Kuning
|
398
|
434
|
4.2
Pembahasan
4.2.1 Bahas Data Hasil Praktikum
Setelah dilakukan
pengamatan mengenai pengaruh kualitas cahaya terhadap fotosintesis dengan
menghitung jumlah gelembung pada setiap warna cahaya yang berbeda, maka
diperoleh data seperti tersebut di atas. Data tersebut menggambarkan hasil
penghitungan gelembung oksigen pada masing-masing perlakuan warna cahaya yang
berbeda-beda. Berdasarkan data tersebut diketahui bahwa pada perlakuan cahaya
polikromatik , jumlah gelembung pada dua menit pertama yaitu sebanyak 276 gelembung sedangkan pada
dua menit kedua jumlah gelembung sebanyak 216. Pada perlakuan cahaya warna
merah diperoleh jumlah gelembung di dua menit pertama sebanyak 161 gelembung
sedangkan pada dua menit kedua adalah sebanyak 79 gelembung. Pada perlakuan
cahaya biru diperoleh jumlah gelembung di dua menit pertama sebanyak 3
gelembung sedangkan pada dua menit kedua adalah sebanyak 1 gelembung saja. Pada
perlakuan cahaya hijau diperoleh jumlah gelembung di dua menit pertama sebanyak
4 gelembung sedangkan pada dua menit kedua adalah sebanyak 5 gelembung.Sementara
itu, pada perlakuan cahaya kuning diperoleh jumlah gelembung di dua menit
pertama sebanyak 398 gelembung sedangkan pada dua menit kedua adalah sebanyak
434 gelembung.
Pada setiap perlakuan,
diperoleh hasil yang berbeda-beda. Berdasarkan hasil tersebut di atas, dapat
disimpulkan bahwa perakuan terbaik adalah perlakuan dengan menggunakan cahaya
kuning. Sedangkan perlakuan terburuk adalah perlakuan hydrilla dengan
menggunakan cahaya biru. Pada perlakuan cahaya kuning, menghasilkan jumlah
gelembung terbanyak jika dibandingkan dengan perlakuan cahaya lainnya. Sehingga
dapat disimpulkan bahwa laju fotosintesis lebih cepat dan lebih baik bila
diperlakukan dengan menggunakan cahaya kuning. Sementara itu, perlakuan
hydrilla dengan menggunakan cahaya biru merupakan perlakuan yang paling sedikit
menghasilkan gelembung udara diantara perlakuan cahaya lainnya. Sehingga dapat
disimpulkan bahwa laju fotosintesis lebih/ paling lambat jika diperlakukan
dengan cahaya berwarna biru. Berdasarkan
hal tersebut di atas, dapat diketahui bahwa hydrilla yang berada di bawah
cahaya polikromatik mengalami fotosintesis yang tinggi karena didalam cahaya
polikromatik terdapat cahaya dengan warna yang hamper menyerupai cahaya
matahari yang memiliki panjang gelombang yang bervariasi sehingga tanaman bisa
berfotosintesis dengan sempurna. Sedangkan pada perlakuan warna biru ataupun
hijau, cahaya sulit diterima tanaman karena sangat kurang menyerupai panjang
gelombang cahaya matahari.
4.2.2 Fotosintesis pada Hydrilla
Fotosintesis adalah proses pembuatan makanan yang dilakukan
oleh tumbuhan berklorofil yang berlangsung dengan bantuan cahaya matahari
dengan menggunakan unsur hara, air dan karbon dioksida sebagai bahannya dan oksigen
sebagai hasil sampingnya. Proses fotosintesis menghasilkan zat makanan yang
berupa glukosa. Glukosa merupakan bahan utama bagi tebentuknya zat makanan lain
yang berupa lipid dan protein yang merupakan bahan pembentuk sel tubuh
tumbuhan.
Pada
reaksi fotosintesis, energi matahari diubah menjadi energi kimia. Energi kimia
tersebut disimpan oleh tumbuhan dalam bentuk glukosa. Karbon dioksida, air, dan
sinar matahari digunakan untuk menghasilkan glukosa, oksigen, dan air.
Persamaan kimia untuk proses fotosintesis ini adalah:
6CO2 + 12H2O
+ cahaya matahari → C6H12O6 + 6O2 +
6H2O
Proses fotosintesis terjadi melalui
dua tahapan yaitu reksi terang dan reaksi gelap. Reaksi terang terjadi di
Grana. Pada reaksi terang terjadi proses penyerapan energi dari cahaya matahari
yang kemudian diubah menjadi energi kimia serta terjadi juga penguraian molekul
air menjadi oksigen dan hidrogen. Berikut ini proses reaksi terang:
2H2O + 2NADP
2NADPH + O2
Proses selanjutnya yaitu reaksi
gelap yang terjadi di dalam stroma. Pada proses ini terbentuk gula dari baha
dasa CO2 yang diam bil tanaman dari udara dan mendapatkan energi
dari reaksi terang. Hasil akhir dari siklus gelap adalah glukosa yang dipakai
tanaman untuk beraktivitas atau disimpan sebagai cadangan makanan. Berikut ini
adalah proses reaksi gelap:
2NADPH2+CO2 2NADP+CH2O+O2+H2O
Proses
fotosintesi pada berbagai tumbuhan umumnya sama, termasuk pada hydrilla. Proses
fotosintesis melewati tahap-tahap yang telah disebutkan sebelumnya, yaitu
melalui reaksi terang dan reaksi gelap. Pada proses fotosintesis tersebut
terdapat beberapa faktor yang mempengaruhi, salah satunya adalah faktor cahaya
seperti yang telah dilakukan pada praktikum kali ini.
4.2.3 Pemotongan
Hydrilla dilakukan di dalam Air dan dipotong Miring
Pada saat praktikum, tanaman Hydrilla
dipotong pada bagian batangnya yang dilakukan di dalam air. Selain itu,
pemotongan batang tersebut dilakukan dengan miring. Alasan dilakukannya
pemotongan tanaman Hydrilla di dalam
air agar tanaman Hydrilla tidak
terkena pengaruh dari udara/ gas yang terkandung di udara yang dapat menghambat
laju fotosintesis atau disebut kafitasi. Pemotongan tanaman Hydrilla dilakukan miring, karena dengan
pemotongan miring maka luas penampang dari potongan batang tanaman lebih luas
daripada jika dipotong mendatar. Luas penampang batang tanaman yang dipotong
miring akan lebih mudah mengeluarkan gelembung oksigen, atau mempermudah laju
fotosintesis tanaman Hydrilla
tersebut.
4.2.4 Fungsi Cahaya Berdasarkan
Spektrum dan Kaitannya dengan Fotosintesis
Pada
saat akan melakukan fotosintesis, tumbuhan memerlukan cahaya. Cahaya berfungsi
sebagai sumber energi dalam melakukan fotosintesis. Energi dari matahari
tersebut akan diubah menjadi energi kimia oleh tumbuhan. Energi kimia tersebut
kemudian disimpan oleh tumbuhan dalam bentuk glukosa. Karbon dioksida, air, dan
sinar matahari digunakan untuk menghasilkan glukosa, oksigen, dan air. Meskipun
demikian, tidak semua cahaya berguna dalam fotosintesis. Cahaya yang bermanfaat
dalam proses fotosintesis hanyalah cahaya yang mampu memecah molekul air dalam
proses fotosintesis pada tumbuhan. Cahaya ini dikenal sebagai cahaya tampak,
yang berada dalam rentang panjang gelombang 360-720 nm. Cahaya tampak tersebut,
tidak semuanya digunakan secara aktif. Cahaya tampak yang digunakan secara aktif
dalam fotosintesis yaitu Photosyntetically
Active Radiation (PAR). Gelombang
cahaya tampak yang terpendek adalah cahaya ungu dan yang terpanjang adalah
cahaya yang merah. Berdasarkan panjang gelombangnya, kualitas cahaya dibedakan
menjadi :
a. Panjang gelombang 400-435 mµ
berwarna ungu.
b. Panjang gelombang 435-490 mµ
berwarna biru.
Peran
cahaya biru pada tumbuhan adalah fototropisme, pertumbuhan batang, respirasi,
sintesis protein pertumbuhan daun.
c. Panjang gelombang 490-574 mµ berwarna
hijau. Tidak
digunakan atau diserap oleh tanaman, cahaya hijau yang terkena tanaman
dipantulkan kembali oleh tanaman.
d. Panjang gelombang 574-595 mµ
berwarna kuning.
Berperan dalam pertumbuhan dan perkembangan cabang tanaman.
Berperan dalam pertumbuhan dan perkembangan cabang tanaman.
e. Panjang gelombang 595-626 mµ
berwarna orange
f. Panjang gelombang 626-760 mµ
berwarna merah.
Mengatur perkecambahan biji, perkembangan akar dan umbi, dormansi, pertumbuhan bunga dan buah tanaman.
LAMPIRAN:
Mengatur perkecambahan biji, perkembangan akar dan umbi, dormansi, pertumbuhan bunga dan buah tanaman.
LAMPIRAN:
Gambar
1. Perlakuan dengan Cahaya Polikromatik
Gambar
2. Perlakuan dengan Cahaya Merah
Gambar
3. Perlakuan dengan Cahaya Biru
Gambar 4. Perlakuan dengan Cahaya Hijau
Gambar
5. Perlakuan dengan Cahaya Kuning
Tidak ada komentar:
Posting Komentar