Sabtu, 05 April 2014

PENGARUH KUALITAS CAHAYA TERHADAP KECEPATAN FOTOSINTESIS

BAB 4. HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1              Hasil Pengamatan
No
Perlakuan Cahaya
Jumlah Gelembung
2 Menit Pertama
2 Menit Kedua
1.
Polikromatik
276
216
2.
Merah
161
79
3.
Biru
3
1
4.
Hijau
4
5
5.
Kuning
398
434

4.2              Pembahasan
4.2.1    Bahas Data Hasil Praktikum
Setelah dilakukan pengamatan mengenai pengaruh kualitas cahaya terhadap fotosintesis dengan menghitung jumlah gelembung pada setiap warna cahaya yang berbeda, maka diperoleh data seperti tersebut di atas. Data tersebut menggambarkan hasil penghitungan gelembung oksigen pada masing-masing perlakuan warna cahaya yang berbeda-beda. Berdasarkan data tersebut diketahui bahwa pada perlakuan cahaya polikromatik , jumlah gelembung pada dua menit pertama  yaitu sebanyak 276 gelembung sedangkan pada dua menit kedua jumlah gelembung sebanyak 216. Pada perlakuan cahaya warna merah diperoleh jumlah gelembung di dua menit pertama sebanyak 161 gelembung sedangkan pada dua menit kedua adalah sebanyak 79 gelembung. Pada perlakuan cahaya biru diperoleh jumlah gelembung di dua menit pertama sebanyak 3 gelembung sedangkan pada dua menit kedua adalah sebanyak 1 gelembung saja. Pada perlakuan cahaya hijau diperoleh jumlah gelembung di dua menit pertama sebanyak 4 gelembung sedangkan pada dua menit kedua adalah sebanyak 5 gelembung.Sementara itu, pada perlakuan cahaya kuning diperoleh jumlah gelembung di dua menit pertama sebanyak 398 gelembung sedangkan pada dua menit kedua adalah sebanyak 434 gelembung.
Pada setiap perlakuan, diperoleh hasil yang berbeda-beda. Berdasarkan hasil tersebut di atas, dapat disimpulkan bahwa perakuan terbaik adalah perlakuan dengan menggunakan cahaya kuning. Sedangkan perlakuan terburuk adalah perlakuan hydrilla dengan menggunakan cahaya biru. Pada perlakuan cahaya kuning, menghasilkan jumlah gelembung terbanyak jika dibandingkan dengan perlakuan cahaya lainnya. Sehingga dapat disimpulkan bahwa laju fotosintesis lebih cepat dan lebih baik bila diperlakukan dengan menggunakan cahaya kuning. Sementara itu, perlakuan hydrilla dengan menggunakan cahaya biru merupakan perlakuan yang paling sedikit menghasilkan gelembung udara diantara perlakuan cahaya lainnya. Sehingga dapat disimpulkan bahwa laju fotosintesis lebih/ paling lambat jika diperlakukan dengan cahaya berwarna biru. Berdasarkan hal tersebut di atas, dapat diketahui bahwa hydrilla yang berada di bawah cahaya polikromatik mengalami fotosintesis yang tinggi karena didalam cahaya polikromatik terdapat cahaya dengan warna yang hamper menyerupai cahaya matahari yang memiliki panjang gelombang yang bervariasi sehingga tanaman bisa berfotosintesis dengan sempurna. Sedangkan pada perlakuan warna biru ataupun hijau, cahaya sulit diterima tanaman karena sangat kurang menyerupai panjang gelombang cahaya matahari.

4.2.2    Fotosintesis pada Hydrilla
            Fotosintesis adalah proses pembuatan makanan yang dilakukan oleh tumbuhan berklorofil yang berlangsung dengan bantuan cahaya matahari dengan menggunakan unsur hara, air dan karbon dioksida sebagai bahannya dan oksigen sebagai hasil sampingnya. Proses fotosintesis menghasilkan zat makanan yang berupa glukosa. Glukosa merupakan bahan utama bagi tebentuknya zat makanan lain yang berupa lipid dan protein yang merupakan bahan pembentuk sel tubuh tumbuhan.
      Pada reaksi fotosintesis, energi matahari diubah menjadi energi kimia. Energi kimia tersebut disimpan oleh tumbuhan dalam bentuk glukosa. Karbon dioksida, air, dan sinar matahari digunakan untuk menghasilkan glukosa, oksigen, dan air. Persamaan kimia untuk proses fotosintesis ini adalah:
6CO2 + 12H2O + cahaya matahari → C6H12O6 + 6O2 + 6H2O
            Proses fotosintesis terjadi melalui dua tahapan yaitu reksi terang dan reaksi gelap. Reaksi terang terjadi di Grana. Pada reaksi terang terjadi proses penyerapan energi dari cahaya matahari yang kemudian diubah menjadi energi kimia serta terjadi juga penguraian molekul air menjadi oksigen dan hidrogen. Berikut ini proses reaksi terang:
2H2O + 2NADP                     2NADPH + O2
            Proses selanjutnya yaitu reaksi gelap yang terjadi di dalam stroma. Pada proses ini terbentuk gula dari baha dasa CO2 yang diam bil tanaman dari udara dan mendapatkan energi dari reaksi terang. Hasil akhir dari siklus gelap adalah glukosa yang dipakai tanaman untuk beraktivitas atau disimpan sebagai cadangan makanan. Berikut ini adalah proses reaksi gelap:

2NADPH2+CO2        2NADP+CH2O+O2+H2O
            Proses fotosintesi pada berbagai tumbuhan umumnya sama, termasuk pada hydrilla. Proses fotosintesis melewati tahap-tahap yang telah disebutkan sebelumnya, yaitu melalui reaksi terang dan reaksi gelap. Pada proses fotosintesis tersebut terdapat beberapa faktor yang mempengaruhi, salah satunya adalah faktor cahaya seperti yang telah dilakukan pada praktikum kali ini.

4.2.3    Pemotongan Hydrilla dilakukan di dalam Air dan dipotong Miring
            Pada saat praktikum, tanaman Hydrilla dipotong pada bagian batangnya yang dilakukan di dalam air. Selain itu, pemotongan batang tersebut dilakukan dengan miring. Alasan dilakukannya pemotongan tanaman Hydrilla di dalam air agar tanaman Hydrilla tidak terkena pengaruh dari udara/ gas yang terkandung di udara yang dapat menghambat laju fotosintesis atau disebut kafitasi. Pemotongan tanaman Hydrilla dilakukan miring, karena dengan pemotongan miring maka luas penampang dari potongan batang tanaman lebih luas daripada jika dipotong mendatar. Luas penampang batang tanaman yang dipotong miring akan lebih mudah mengeluarkan gelembung oksigen, atau mempermudah laju fotosintesis tanaman Hydrilla tersebut.

4.2.4 Fungsi Cahaya Berdasarkan Spektrum dan Kaitannya dengan Fotosintesis
      Pada saat akan melakukan fotosintesis, tumbuhan memerlukan cahaya. Cahaya berfungsi sebagai sumber energi dalam melakukan fotosintesis. Energi dari matahari tersebut akan diubah menjadi energi kimia oleh tumbuhan. Energi kimia tersebut kemudian disimpan oleh tumbuhan dalam bentuk glukosa. Karbon dioksida, air, dan sinar matahari digunakan untuk menghasilkan glukosa, oksigen, dan air. Meskipun demikian, tidak semua cahaya berguna dalam fotosintesis. Cahaya yang bermanfaat dalam proses fotosintesis hanyalah cahaya yang mampu memecah molekul air dalam proses fotosintesis pada tumbuhan. Cahaya ini dikenal sebagai cahaya tampak, yang berada dalam rentang panjang gelombang 360-720 nm. Cahaya tampak tersebut, tidak semuanya digunakan secara aktif. Cahaya tampak yang digunakan secara aktif dalam fotosintesis yaitu Photosyntetically Active Radiation (PAR). Gelombang cahaya tampak yang terpendek adalah cahaya ungu dan yang terpanjang adalah cahaya yang merah. Berdasarkan panjang gelombangnya, kualitas cahaya dibedakan menjadi :
a.        Panjang gelombang 400-435 mµ berwarna ungu.
b.        Panjang gelombang 435-490 mµ berwarna biru.
      Peran cahaya biru pada tumbuhan adalah fototropisme, pertumbuhan batang, respirasi, sintesis protein            pertumbuhan daun.
c.        Panjang gelombang 490-574 mµ berwarna hijau. Tidak digunakan atau diserap oleh tanaman, cahaya            hijau yang terkena tanaman dipantulkan kembali oleh tanaman.
d.        Panjang gelombang 574-595 mµ berwarna kuning.
       Berperan dalam pertumbuhan dan perkembangan cabang tanaman.
e.         Panjang gelombang 595-626 mµ berwarna orange
f.         Panjang gelombang 626-760 mµ berwarna merah.
       Mengatur perkecambahan biji, perkembangan akar dan umbi, dormansi, pertumbuhan bunga dan buah           tanaman. 

LAMPIRAN:
Gambar 1. Perlakuan dengan Cahaya Polikromatik

 Gambar 2. Perlakuan dengan Cahaya Merah



 Gambar 3. Perlakuan dengan Cahaya Biru



 Gambar 4. Perlakuan dengan Cahaya Hijau

Gambar 5. Perlakuan dengan Cahaya Kuning

Tidak ada komentar: