Well, kadang pada seneng banget ya ngatain orang "ih kamu konyol banget sih?" "kamu kepo!" "kamu bodoh ya? gitu aja ga bisa?" "kamu itu bego" "dasar gaptek" "kalo cuma pertanyaan konyol mending ga usa tanya dehh".
Pas dijawab "Kok kamu ngomong kayak gitu sih?"
lantas dia bilang "Aku lho padahal cuma bercanda malah dianggap serius"
Ati-ati'o rekk. Mulutmu harimaumu. Suatu saat ia akan jadi bumerang yang siap melawanmu balik.
Bisa jadi orang yang kamu kata-katain adalah orang yang paling tulus membantumu. Bisa jadi ia sebenarnya cerdas sedangkan kamu terlalu percaya diri dan sombong. Bisa jadi dia lebih kaya daripada kamu tapi dia rendah hati. Intinya, jaga mulutmu. Jangan suka menghina. Malu kalau mulutmu bisa dia beli. Bisa jadi orang yang kamu hina itu lebih mulia daripadamu. Dan mungkin bisa jadi, dia adalah teman terbaik bagimu.
Inget'o rekk. Semua ini ciptaan Tuhan, jadi kalau kamu menghina suatu ciptaan Tuhan berarti kamu telah menghina TUHANMU.
Pernah sekalinya guyon, terus ditanggapin guyon juga tapi guyonnya dia keterlaluan. Gimana ya. Temen-temenku yang lain aja sampai bilang "Sabar ya mii". Jadi bukan aku aja kan yang ngerasa kalau guyonnya dia itu "kelewatan"? Bukan aku yang sensi dong? Tapi yasudahlah. Hadapi dengan senyuman. Toh aku masih mikir, gimana bisa "orang" ngelakuin "hal itu" ke "orang lain" tapi dia sendiri "ga terima" kalo orang lain ngelakuin "hal yang sama" ke dia. Dunia mungkin memang egois. :v
Baiklah, begini. Aku inget kata dosenku yang intinya begini "tertawalah bersama-sama, bukan menertawai seseorang atas kesedihannya". Maksudnya jangan ngebully. Meskipun ngebully itu asik (Hahaha).
Bicara soal temen, temenku ya itu-itu aja sih. Ga ada perubahan yang signifikan. Maksudku yaa memang lah kita berteman sama siapa saja, tapi ga percaya sepenuhnya sama siapa saja. Sudah mengenal watak masing-masing lah menurutku. Kenapa bisa tau? Yah, uda sama-sama dewasa. Uda kenal lama dari awal masuk kuliah. Uda sama-sama ngerti. Mana yang ada setiap kita terjatuh, dan mana yang dateng pas kita lagi seneng aja, uda keliatan dari "covernya". Tapi alhamdulillah, temen-temenku pada baik-baik semua. Ga pada begitu lah inshaAllah. Berteman itu memang kebutuhan sosial. Temen yang bener-bener temen itu bukan yang berteman gara-gara "modus" atau biasa disebut ular. :D
#Ya Rabb Makasih Uda Temen-temen yang Baik dan Alim-alim.
Hahahaha
Berarti kalo ga baik dan alim bukan temenku? Ya engga juga lah. Alim itu kan urusan dia sama Tuhannya sonoh :3
Jadi pendapat orang jangan menuduh cuma dari cover ak sih setuju. Tapi kalau ngga ngeliat cover dulu kayaknya ga mungkin ya? Sudah seumur gini, dari covernya aja, orang tu keliatan sifatnya dari pertama ketemu. Dan syukurnya tanpa bermaksud sombong, tebakanku sering bener. Wes lah gausa bohongin aku. Sebelum aku kayak gini sekarang, dulunya udah pakarnya bohong (pas drama doang kok, kan sandiwara isinya. kwkwkkwk)
Meskipun tampangnya berandalan, keliatan kok mana yang sebenernya baik dan mana yang engga. Bukan diliat dari ganteng ngganya loh ya?
Meskipun baik, perhatian, tapi keliatan kok mana yang player, mana yang engga.
Tapi meskipun gitu juga, azas praduga tak bersalah tu masih berlaku. "ah mana mungkin sih dia seperti yang aku pikirin? ah sepertinya dia baik"
sering begitu, tapi ujung-ujungnya "nah, bener kan feelingku dulu? modus doang ternyata"
Jadi inti dari cuap-cuapku malam ini adalah:
- Berenti ngebully orang. Ati-ati kalo suatu hari kamu butuh orang yang kamu bully terus dy gamau bantu kamu lagi
- Seseorang yang ada pas kamu sedih itu lebih berharga daripada seribu teman saat kamu tertawa
- Ikuti kata hati nurani. Kadang sebenarnya kita peka, tapi terlalu sibuk memaksa berpositif thinking (bukan berarti posistif thinking itu jelek lo)
Okelah see you, ^^
Tidak ada komentar:
Posting Komentar